Green……………

Green….

I love green…

I like the forest…

I like the green ones

Green….

I love green….

Peacefull, comfort and cool

I like the green ones

When I buy the clothes

I will buy the green ones

When I buy an accecories

I will buy the green ones

Green, do you know…?

Someone is real learner…

Green ….Longlife growth…

Never stop to try better

So, I very loves the green ones

Green…that’s me

Do you know who am I?

Cimahi, 8 Februari 2011

Mengenang Intan, kapan ya ada bunga mawar berwarna hijau?

Menulis Sebagai Terapi

Sebagian orang mungkin bisa dengan lancar mengungkapkan unek-uneknya ketika mendapatkan permasalahan, sehingga dirinya menjadi lega dengan berbicara. Tak bisa dipungkiri, metode curhat adalah metode yang cukup efektif untuk melegakan perasaan karena masalah yang bertumpuk membebani. Sebab permasalahan yang bertumpuk-tumpuk dan tidak selesai, bisa mendatangkan stress tersendiri kepada person tersebut. Maka permasalahan terkadang selesai lewat curhat kepada orang lain, yang dianggap bisa menanggapi dengan bijak dan sabar.

Namun, tentu individual differences amat berperan di sini. Semua orang tak bisa dipukul rata (haha siapa juga yang mau dipukul yah?).  Setiap orang itu unik. Saya pernah berteman dengan orang yang sangaaaaaaaaaaaaat pendiam hingga kadang saya gatel pengen membongkar isi kepalanya. Sebagian lagi amat sangat tertutup alias mempunyai ruang privacy yang tinggi. Sebagian lagi terkadang mempunyai trauma ketika terbuka kepada orang lain. Sebagian tak cukup percaya kepada orang lain (saya pernah menemukan orang seperti ini, yang membuat saya kesal setengah mati). Sebagian lagi malah hanya mau terbuka kepada orang tertentu saja. Sebagian malah sangat kultus individu.

Saya tentu menyukai orang yang terbuka dalam arti percaya kepada saya ketika mereka mempunyai masalah. Tetapi dari pengalaman saya, tak semua orang bisa percaya kepada saya even saya adalah sarjana psikologi. Dan memang namanya kepercayaan datang dari hati, engga bisa dipaksa-paksa. Kepercayaan juga datang seiring waktu, diperlukan sejumlah waktu dan sejumlah usaha untuk membangun kepercayaan tersebut. So hati yang tulus+waktu+usaha = kepercayaan. Saya bikin rumus sendiri deh ya.  Rumus kehidupan, yah namanya juga hidup banyak hal yang dipelajari lewat kehidupan ini.

Kemudian saya menemukan beberapa cara untuk membuat orang yang tertutup entah karena alasan apa yang membuat mereka menjadi tertutup seperti itu; Dalam kasus penanganan anak misalnya, tak semua mereka bisa terbuka, even kita sudah memberikan senyum termanis dan kalimat terindah. Terkadang saya meminta bantuan seseorang yang dipercaya oleh si anak tersebut. Namun, terkadang karena beberapa kendala seringkali saya bingung meminta bantuan kepada siapa? Sementara kasus demi kasus tetap menuntut penyelesaiannya. Aha! Ini AHA Insightnya. Bukankah setiap anak bisa menulis? Inilah yang saya coba praktekkan. Maka kadang-kadang saya mendapatkan latar belakang masalah karena tulisan seorang anak. Tidak lewat interview kepada mereka yang saya anggap sebagai senjata pamungkasnya para psikolog.

Lewat menulis, seseorang bebas mencurahkan apa yang ada dalam fikirannya. Bahkan bahasa tulisan lebih lugas dan vulgar dibandingkan bahasa lisan. Di masa lalu, saya seringkali menyodorkan beberapa lembar kertas berisi curhatan saya kepada orang-orang yang saya anggap perlu penjelasan kepada saya. Ini adalah langkah awal yang bagus karena setelah memberikan curhat lewat tulisan, saya lebih bisa merasakan apa yang saya rasakan dan setelah itu bisa berkomunikasi langsung dengan enak. Orang-orang yang saya sodorkan tulisan mungkin heran, mengapa saya tak bicara langsung saja. Tetapi berbicara langsung, tak semua orang bisa mempraktekkan, mungkin karena judgement2 atau alasan ketidaknyamanan, takut dianggap lucu dan sebagainya.

Menulis juga menjadi sarana terapi yang bagus. Silahkan mencaci-maki seseorang dalam sebuah tulisan, insya allah ga akan membuat orang sakit hati. Silahkan memaki-maki seseorang yang bahkan mereka adalah orang yang mempunyai power lebih tinggi daripada kita yang jika berbicara langsung, habislah anda! Silahkan juga bermellow2 ria dalam sebuah tulisan, karena tidak akan ada yang mentertawakan.  Silahkan juga mengungkapkan ide-ide lucu dan polos yang akan mengundang tawa atau bahkan ejekan jikalau ide tersebut diungkapkan secara lisan. Tentu saja sebuah diary akan bermanfaat bagi kita. Sekarang computer juga sudah bisa membuat sebuah diary. Atau tinggal menulis di sebuah file yang kemudian di-password.

Di masa lalu saya sering mem-password beberapa tulisan rahasia. Saking banyaknya password yang saya miliki, kemudian beberapa diantaranya malah terlupa. Hehe, biarkan menjadi kenangan semata. Saya juga memiliki beberapa diary yang masih tersimpan dengan rapi sampai sekarang. Saya juga pernah membuat tulisan tentang kekaguman saya kepada seseorang yang saya password dengan sangat rahasia hehe….hanya saya dan Allah swt yang tahu. Wong saya juga manusia, tentu saya pernah merasakan ketertarikan kepada beberapa orang yang menurut saya cukup outstanding. Namun, pastilah semua saya pasrahkan kepada ALLAH dan benar saja, tak berapa lama kemudian saya segera mendapatkan jawaban; mereka sudah menikah duluan dan ada juga yang pergi jauh sekali hingga secara jarak bisa melunturkan perasaan. Rasa kagum saya dengan segera berubah menjadi rasa segan dan hormat. Tentu saya membutuhkan waktu beberapa saat untuk berubah dari rasa kagum menjadi rasa segan dan hormat tersebut. Mudah-mudahan Allah swt selalu menjaga saya dan hati saya. amin!

Kembali kepada menulis tersebut……… berikut saya sarikan beberapa poin penting dalam menulis sebagai terapi:

1.      Niatkan menulis sebagai sarana penyembuhan masalah psikologis. Niat adalah awal sebelum melakukan segala sesuatu.

2.      Tentukan dimana kamu akan menulis ;sebuah laptop unik yang ter-password dengan rapi, sebuah diary rahasia yang terkunci atau di hp pribadi yang tak bisa dibuka sembarang orang.

3.      Tulislah emosi-emosi dan perasaan yang sangat menekan dan menguras energimu hingga membuatmu down setengah mati.

4.      Bersikap jujur! Jangan pura-pura manis sebagaimana kamu tersenyum kepada orang lain sedang hatimu sedang remuk-redam. Marahlah jika ingin marah di tulisanmu, ga ada yang sakit hati koq

5.      Rajin-rajin menengok tulisanmu kembali. Insya allah kamu akan mendapatkan mutiaranya! Kadang kita tertawa dengan permasalahan sepele yang bisa memancing emosi, kadang kamu malah dapat penyelesaian masalah dari tulisanmu, kadang kamu akan bersyukur dengan kalimat2 yang akan membuat rasa sakit hati dan menyesal seandainya diucapkan secara verbal

6.      Don’t forget! Jika sudah dapat hikmahnya, berbagilah kepada orang lain agar kelak mereka pun mendapatkan manfaat yang sama.

Nah, sekian dulu berbaginya. Sudah adzan Magrib. Saatnya menyambut panggilan Ilahi.

Cimahi, 8 Maret 2011

Diiringi hujan rintik-rintik, dan music senam otak

Giving and Sharing

Hey , here I will share some lessons from the  good book! Essential Lessons for Every Muslim

Morals Every Muslim Must Observe

The Morals that the Qur’an and the Sunnah call to are many. These include the following

1. Truthfulness

2. Faithfulness

3. Chasity

4. Modesty

5. Bravery

6. Generosity

7. Fullfillment of trusts (obligation, payment, etc)

8. Avoidance of all that Allah has forbidden

9. Good neighbourliness

10. Giving assistance to the needy within one’s capacity

Islamic Manners

The Islamic manners penetrate all aspects of life and include the following

1. Greeting othes

2. Cheerful demeanor

3. Eating and drinking with right hand

4. Islamic atiqutte upon entering and leaving ones’s house or the mosque

5. Islamic etiquette when travelling

6. Displaying kindness to the parents, the realtives, the neighbours, the elderly, and the children

7. Congratulating people on the occasions of having new baby

How a holistic lessons !

Cimahi, 5th March 2011

Mengapa?

Gadis cilik yang satu ini amatlah kalem. Sebagai gurunya seringkali saya terperangah dengan kedewasaan-kedewasaannya. Mengenai mengontrol diri sendiripun dia lebih bisa daripada saya hehe…jadi malu. Berbagai kenangan melintas manakala saya bersamanya ngobrol sepulang kajian rutin mingguan. Pertanyaan-pertanyaan anak kecil memang seringkali mengejutkan, namun yang lebih mengejutkan pertanyaannya amat dewasa dan melebihi usia psikologis yang seharusnya ia injak. Mungkin karena ia anak tertua, hingga kedewasaan terpancar padanya sebagai konsekuensi menjadi pengayom bagi 3 orang adiknya. Bila dilihat-lihat, cara berfikirnya malah mirip anak SMA. Haha kalah gw dalam urusan satu ini.

Gayanya agak cuek dan santai. Dalam sebuah perjalanan pulang dari kajian rutin, dengan polos dia bertanya,” Bu Mala, kenapa ya gaji Kepala Sekolah paling tinggi padahal Cuma ngajar sedikit, sedangkan Pak Asep paling rendah padahal bekerja paling keras?”. Sepintas saya tercengang namun berusaha senyum dan santai.

“Oh, begitu ya, “ Kata saya sambil memutar otak, how to explain it concretely, bener ga nih englishnya?

“Ya, kan saya liat sendiri di papan yang itu bu” (papan informasi sekolah).

“Hm, begini ya Nak. Kepala Sekolah itu jabatan paling tinggi di sini dan beliau amanahnya paling berat. Hanya saja amanahnya tidak di sini saja, dan tidak terlihat oleh Aliya,” sahutku lugas. Plong deh, insya Allah dia bisa mengerti. Owh….

Kemudian saya berusaha mengajaknya beralih topic, membicarakan betapa dengan tingkat pendidikan yang tinggi, insya ALLAH akan membuat hidup lebih sejahtera. Dengan harapan semoga dia menjadi sadar untuk menjadi yang terbaik selalu dalam ikhtiar akademiknya.

Cimahi, 2 Maret 2011